Jumat, 29 April 2011

Ada Apa NII?


"...ah, malu-maluin!", kalo nggak salah, itu pikiran saya waktu denger berita tentang NII. Negara Islam Indonesia, hah? Mereka nyebut diri mereka sendiri Islam? Mana Islam-nya!? Menghalalkan segala cara, kekerasan, itu yang mereka sebut Islam? Islam sendiri nggak pernah ngajarin yang kayak gitu!

Mereka mau nerapin hukum Islam ala mereka? Islam yang menghalalkan segala cara? Eh iya, itu bukan Islam. Jadi, mereka mau nerapin hukum ala mereka?

Saya sendiri sih, nggak keberatan, malah mendukung kalo hukum Islam diterapin di Indonesia. Asal nggak ada kekerasan dan caranya nggak kayak gini! Malu-maluin!

Semalam, saya nonton sebuah acara perbincangan. Kebetulan narasumbernya mantan anggota NII yang udah sadar dan tobat. Dia ceritain gimana NII sebetulnya. Bener aja, kalo NII kehabisan sumber dana, mereka menghalalkan segala cara. Jadi nipu orang aja ada skenarionya yang rapih.

Malah, Islam-nya NII itu sendiri sesat loh. Jadi katanya, tiap tanggal 1 Muharram, mereka berhaji. Bukan, bukan di Mekah, tapi pesantren markas mereka. Thawaf bukannya ngelilingin Ka'bah malah ngelilingin kawasan pesantren. Jumrah bukannya pake kerikil malah semen. Gimana nggak sesat, coba?

Nih, buat NII:

Jadi kalian udah lupa, gimana Rasulullah nolak bantuan Malaikat Jibril buat ngalahin musuhnya? Padahal kalo Rasulullah mau, bisa aja Malaikat Jibril membalikkan gunung buat ngancurin musuhnya. Tapi Rasulullah nggak menghendaki cara itu. Masih nyebut diri kalian Islam, hah?

Jadi udah pada lupa juga, gimana debat kusir soal pergantian pemimpin, sesaat setelah Rasulullah wafat? Padahal bukannya nggak mungkin orang-orang yang lagi berdebat ini sampe bunuh-bunuhan. Tapi mereka menghendaki jalan mufakat, sampe Abu Bakar yang dipilih jadi khalifah berikutnya. Gimana? Masih ngerasa Islam?

Kamis, 28 April 2011

Bukan Buat Perfeksionis

Kalo kita liat di TV, kayaknya hidup di luar negeri itu enak, nyaman, rapih, bersih, dan yang enak-enak lah. Pokoknya lebih nyaman lah. Kereta jarang terlambat, mobil-mobil teratur, ya keliatannya lebih rapih daripada di Indonesia.


Ya emang tiap negara punya kelebihan kekurangan masing-masing. Tiap kelebihan-kekurangan inilah yang bikin penduduknya merasa nyaman tinggal di negaranya masing-masing.


Okeh, balik ke cerita. Tapi menurut saya sih, tinggal di negara yang segala sesuatunya nyaman kayak yang disebutin di atas, itu nggak enak loh. Orang-orangnya jadi dingin. Nggak bisa telat dikit aja. Telat dikit, marah.


Makanya, saya mikir gini: Indonesia bukan tempat tinggal yang cocok buat orang-orang yang perfeksionis atau sejenisnya. Yaa tau sendiri lah gimana keadaan negara kita. Orang luar negeri pengen tinggal di Indonesia karena keramahan dan kehangatan orang-orangnya. Coba aja, liat orang-orang yang ngantri bis, ternyata bisnya terlambat. Ada nggak yang ngeluh? Jarang kan? Kalo pada ngeluh pun, nggak dibesar-besarin kan? Jadi pada dibawa seneng aja, ya kan?


Coba liat di warung kopi atau warteg. Orang-orang yang makan disitu pada sambil ngobrol-ngobrol. Saya sendiri sih ngeliatnya seneng. Ternyata bangsa kita lebih kaya dari yang kita pikir. Ya kehangatan orang-orangnya juga termasuk kekayaan bangsa kan?


Atau liat dipinggir jalan. Kalo kita nyasar, orang-orang siap bantuin nunjukin jalan buat kita. Malah bukannya nggak mungkin, cuma dari bertegur sapa bisa jadi temenan.


Yang jelas, jangan menilai suatu negara cuma dari fasilitasnya aja. Mungkin Indonesia kalah kalo cuma liat dari fasilitasnya. Tapi juga dari orang-orangnya.


Jangan juga mengaitkan kekayaan budaya Indonesia cuma dengan angklung, reog, gamelan, dll. Itu kesenian tradisional namanya. Coba berpikir lebih luas, dan kita akan sadar sesuatu. Indonesia lebih kaya dari yang kita pikir.

Rabu, 27 April 2011

Maaf, Saya Ini Blogger Baru...

...jadi maaf ya kalo ada yang salah. Saya juga belom terlalu mengerti soal kebiasaan para blogger yang udah lebih, yaa.. senior lah istilahnya.


Nge-blog itu etikanya gimana sih? Satu atau postingan per hari nggak kebanyakan kan? Takutnya mengganggu "timeline" follower blog saya ini.


Terus, bahasanya nggak formal, kayak gini, nggak apa-apa kan? Dan ngebahasnya nggak harus selalu tentang sains, tutorial, tips-tips, fakta-fakta, atau sejenisnya, ya kan?


Formatnya yang bagus gimana ya? Kayak postingan saya sebelum-sebelumnya, atau tiap kalimat buat baris baru kayak blog-nya om @pandji?


Frekuensi postingan minimal - maksimalnya seberapa banyak sih? Takutnya kebanyakan atau malah kurang.


Mungkin cukup segitu dulu pertanyaan yang lagi kepikiran buat di-posting. Sisanya, kalo kepikiran belakangan, biarlah bersliweran di pikiran saya.


Oh iya, satu lagi. Ralat. Judul postingan saya sebelum ini ada yang salah. Harusnya Oberon bukan GameHouse.

Cara Memerpanjang Waktu Trial Version Buat GameHouse

Laptop yang lagi saya pake sekarang buat bikin postingan ini mereknya Acer. Kebetulan, didalamnya udah ada Acer GameZone Console sejak pertama kali beli. Isinya ada beberapa game dari Oberon Media.


Sayangnya, semua gamenya masih versi trial yang waktu mainnya terbatas. Cuma 60 menit. Lewat dari itu, harus beli lisensinya kalo mau lanjutin main.


Saya iseng-iseng, mau coba ngotak-atik ke sistemnya biar jadi full version. Setelah dicoba, saya nggak ketemu caranya. Tapi saya berhasil memperpanjang waktu trial version-nya jadi 1000 menit!


1000min.JPG


Tulisannya, sisa 32 menit. Tapi grafiknya masih pendek.


Mau tau caranya? Tapi saya nggak tau kalo gamenya bukan dari Acer GameZone Console.



  1. Klik Start > R...


Eh, kasih tau nggak ya? Nggak deh, takutnya dosa *heheheh*.

Minggu, 24 April 2011

Ternyata, nge-blog itu seru juga yah

Iya, ternyata nge-blog itu seru juga. Serunya, nggak jauh beda sama Twitteran. Cuma kalo Twitteran lebih simpel dan bisa kapan aja.


Resminya, saya mulai suka nge-blog itu baru beberapa hari yang lalu. Kalo nggak salah, sekitar hari Jumat tanggal 22 April 2011. Waktu itu lagi mengungkit-ungkit masalah lama, yaitu Windows Live Writer di komputer saya yang bermasalah. Ada draft postingan yang ketahan lama di komputer, nggak bisa di-upload. Entah apa masalahnya. Tulisannya sih, udah sampe bates timeout. Padahal baru beberapa detik. Seandainya ada pengaturan buat timeout...


Sejak itu, saya mulai nyari-nyari client blog lain. Saya udah cobain BlogDesk, Post2Blog, dan Qumana. Tapi semuanya nggak punya satu fitur penting: nambahin label. Saya sempet coba uninstall Windows Live Writer buat diinstall ulang. Tapi entah kenapa, program uninstallernya nggak mau jalan. Akhirnya saya coba nyari client lain lagi.


Pencarian berlanjut...


Sebetulnya, sebelum nyobain Qumana, saya udah liat ada ulasan (review) tentang Zoundry Raven. Tapi keliatannya kurang meyakinkan. Tapi setelah saya download Zoundry Raven ini, ternyata inilah yang cocok. Ada satu fitur yang nggak dimiliki client lain yang pernah saya coba *selain wl writer*, yaitu ya itu tadi. Bisa nambahin label.


Ternyata dari satu masalah ini bisa memunculkan hobi baru...

Jumat, 22 April 2011

Piramida di Dompet Orang Amerika

The Great Seal of the United States Pernah dengar kabar bahwa ada gambar segitiga dengan mata satu di uang dolar Amerika? Kata orang-orang, itu gambar segitiganya Freemasonry. Padahal, sebetulnya itu gambar yang ada di The Great Seal of the United States. The Great Seal of the United States adalah sejenis alat pengesah dokumen pemerintah Amerika Serikat. Lebih jelasnya, baca disini: http://en.wikipedia.org/wiki/The_Great_Seal_of_the_United_States

Pertanyaannya: Kenapa orang-orang pada ribut?

Kata orang-orang, itu simbol Freemasonry. Padahal bukan. Atau mungkin ada yang salah dengan simbol segitiga itu?

Simbol ini sering disebut dengan The All-Seeing Eye. Karena memang di puncak piramida itu ada gambar sebuah mata.

Waktu itu saya pernah ngobrol-ngobrol tentang simbol ini sama seorang Freemason di Twitter. Dia bilang, simbol ini diambil dari kesenian Kristen kuno. Gambar mata di puncak piramida itu melambangkan Tuhan. Nama lambangnya juga The All-Seeing Eye, artinya Mata yang Melihat Segalanya.

Di atas piramida itu ada tulisan "Annuit Cœptis". Menurut Wikipedia, itu artinya "He approves (has approved) of the undertakings" atau "Dia berkenan (menyetujui) usaha ini". Kata orang itu, "Dia" disini artinya Tuhan, dan yang diusahakan adalah berdirinya negara Amerika Serikat. Mungkin sederhananya begini, "semoga Tuhan berkenan atas berdirinya negara Amerika Serikat".

Tepat dibawah piramida itu ada tulisan "MDCCLXXVI". Kalau ini sudah jelas, itu angka romawi dari 1776. Yang kita tahu, 1776 adalah tahun kemerdekaan Amerika Serikat.

Dibawah angka Romawi itu ada lagi tulisan "Novus Ordo Seclorum". Nah, ini yang bikin dunia gempar. Orang-orang mengira, "Novus Ordo Seclorum" itu artinya "New World Order" atau "Tatanan Dunia Baru". Padahal harusnya "Novus Ordo Seclorum" itu artinya "New Order of the Ages" atau kira-kira "Jaman Pemerintahan Baru". Dari Wikipedia, "Novus Ordo Seclorum" dipakai untuk menandakan "the beginning of the new American Era" atau "awal Amerika baru".

Jadi, sekarang semuanya sudah jelas. Tidak ada yang ganjil pada uang dolar itu. Apanya lagi yang mau dibilang janggal?