Selasa, 16 Agustus 2011

#17an

66 tahun yang lalu, Indonesia didirikan orang-orang besar. Orang-orang hebat. Orang-orang yang rela berkorban demi kemerdekaannya bangsanya. Dan mereka berhasil. Negara ini berhasil berdiri.

Upacaranya dilaksanakan di halaman rumah Bung Karno di Jakarta. Tiang benderanya, cuma dari bambu. Itupun baru dipasang beberapa saat sebelum upacara dimulai. Benderanya, dijahit dari kain milik tukang ssoto dan sehelai kain seprai tempat tidur (sumber:@AndaTahu). Tidak ada pengawalan khusus. Sangat sederhana. Kemerdekaan pun diproklamasikan. Tentu saja, suasana haru, senang, bahagia, menyelimuti tempat itu.

Tapi rakyat Indonesia jangan terlarut dalam kebahagiaan dulu. Upacara itu jadi titik awal perjuangan baru. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang telah direbut. Justru, kelak nantinya, ancaman-ancaman akan datang dari dalam.

Siapa sangka, dari upacara yang sangat sederhana itu, kini Indonesia berhasil mengembangkan sayap-sayapnya. Sekarang Indonesia menjadi negara berkembang. Sangat berkembang. Sampai-sampai ada yang bilang, tidak ada lagi alasan bagi Indonesia untuk tidak menjadi negara maju. Dan buat saya, nggak ada alesan lagi buat orang Indonesia yang nggak cinta tanah airnya.

Tapi cinta tanah air itu bukan kebanggaan semata loh. Marah, sedih, cemas, khawatir, semuanya juga termasuk bentuk-bentuk cinta. Berarti masih ada yang peduli. Kalo cuma bangga, kasarnya, misalkan kondisi Indonesia lagi menurun, nggak bangga lagi dong. "Habis manis, sepah dibuang", kira-kira begitulah. Makanya, kalo ada kritik buat pemerintah, mestinya pemerintah seneng dan nerima kritikan itu. Soalnya berarti masih ada yang peduli sama pemerintahan. Dan itu termasuk bentuk cinta tanah air.

Tapi yang penting, di tengah keberagaman kebudayaan di Indonesia, semuanya harus bersatu. Bersatu dalam satu tujuan. Bersatu untuk membangun Indonesia. Bersatu untuk memajukan Indonesia. Bersatu untuk mengharumkan nama Indonesia. Bersatu, untuk Indonesia.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Heello World!

Say Hello to Heello! Mungkin tweeps udah nggak asing lagi sama nama Heello. Udah jadi trending topic selama sekitar 2 hari terakhir.

Tapi Heello ini apaan sih?

Jadi Heello itu jejaring sosial baru. Mirip. Miriiip banget sama Twitter. Cuma ada sedikit perbedaan.

Perbedaan-perbedaannya: di Heello, kita diminta tanggal lahir sama jenis kelamin. Ada perbedaan istilah juga. Di Twitter namanya tweet, di Heello namanya ping. Di Twitter namanya retweet, di Heello namanya echo. Di Twitter namanya follow-unfollow, di Heello namanya listen-unlisten. Di Heello, timeline nge-update secara otomatis dan real-time. Langsung nongol ping-nya. Nggak kayak Twitter yang harus diklik dulu. Di Heello juga ada fitur comment. Udah itu aja. Sisanya sama. Malah ada fitur @mention juga, kayak yang ada di Twitter. Sedangkan fitur-fiturnya sama aja. Kayak Twitter, tapi tanpa hashtag, Trending Topic, list, favorite, dan banyak lagi.

Mungkin karena emang Heello ini baru banget, jadi fiturnya masih gitu-gitu aja. Baru diluncurin beberapa hari yang lalu. Tapi penggunanya udah banyak loh. Mungkin rata-rata penggunanya tweeps yang mau mencoba hal baru. Emang kata orang, tweeps itu rata-rata early adopters atau orang yang mau mencoba hal-hal baru.

Yang mau daftar/sign up, ini alamat website-nya Heello: http://heello.com, tapi satu pesan saya:
listen @dadanhrn ya...

Sabtu, 06 Agustus 2011

#sawityowit Bubar, Terus Kenapa?

Baru tadi pagi denger kabarnya, #sawityowit dibubarin. Yahh, sayang banget yah sampe dibubarin gitu. Tapi kayaknya sih udah dari kemaren. Kemaren siang. Wuah, tapi tadi pagi sampe rame banget diomongin.

Eh yang masih nggak tau apa itu #sawityowit, kepanjangannya Sahur With Your Twit. Jadi selagi makan sahur, tweeps-tweeps saling berbagi lelucon dengan tema yang telah ditentukan.

Pembubaran ini bermula karena tweet seorang artis. @MarcellSiahaan. Waktu itu, tema #sawityowit plesetan nama artis, sepertinya. Nah, pelantun lagu "Semusim" ini mengkritiknya. Mungkin karena tidak suka dengan temanya waktu itu.
Kalau tidak salah, tweetnya begini:
"Main plesetan nama saat ini sesungguhnya adl sudah sangat garing & basi :))"

Dan pernyataan tersebut langsung ditanggapi oleh salahsatu pengurus #sawityowit, @desta80s.
"Setuju Cel! #sawityowit garing! Bubarin aja! RT @MarcellSiahaan: Main plesetan nama saat ini sesungguhnya adl sudah sangat garing & basi :))"

Dan pernyataan terakhir dari salah seorang pengurus #sawityowit, @dagienkz:
"Bismillah.. Untuk menjawab semua kebingungan2, keputusan final adalah #sawityowit dihentikan sampai batas waktu yg tidak ditentukan.. Trims"

Kira-kira begitulah awal mula bubarnya #sawityowit.
*udah kayak infotainment aja yak*

Ah tapi buat saya sendiri sih, itu bukan masalah besar. Toh, yang bubar juga cuma pengurusnya. #sawityowit sendiri cuma hashtag kan? Jadi nggak masalah dong. Siapapun kan boleh ngetwit pake hashtag apapun. Nggak ada yang ngelarang.

Ya kalo besok pagi mau #sawityowit-an, silakan aja. Tinggal tambahin hashtag #sawityowit di akhir tweetnya. Cuma mungkin nggak ada temanya yang pasti. Udah itu aja masalahnya. Jadi udah, nggak usah ribut lagi. Gitu aja kok repot.

Saya sih nggak berani nyalahin siapa-siapa. Tapi saya yakin, mungkin Om @MarcellSiahaan bakal nggak disukai banyak tweeps. *heheheh*