Senin, 11 Juli 2011

Ehem... Cinta.

Ini nih, postingan yang beberapa hari yang lalu mau saya bikin, tapi agak mikir-mikir dulu. Waktu itu agak takut ngeliat reaksi orang nantinya. Akhirnya kepikir juga, kenapa mau bikin postingan aja ribet amat? Fungsi blog juga buat menyampaikan pemikiran dan pendapat kan?

Cinta. Topik pembicaraan yang paling jarang saya omongin, malah cenderung menghindari. Tapi di timeline saya (baik Twitter maupun Facebook) banyak yang galau, sedih, dan yang sejenisnya lah pokoknya. Semuanya karena cinta.

Ada yang galau gara-gara kekasihnya (dalam hal ini, pacar) rada egois lah, ada yang cemburuan lah, ada yang emang dianya aja yang kelewat sensitif lah, macem-macem.

Padahal cinta itu salahsatu anugerah Tuhan yang terbesar loh. Tanpa cinta, bisa mati kita dari dulu, nggak diurusin orangtua. Bisa sesat kita, nggak ada yang mau nuntun. Dan belum tentu juga hari ini ada seorang manusia yang ngeliat matahari terbit, karena perang dimana-mana. Mungkin mereka yang disebut tadi belum ngerasain cinta yang sebenarnya.

Kata orang, ada pantun yang menggambarkan cinta:

Darimana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Darimana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati

Ngeliat dari tampang dulu. Makanya ada ungkapan "cinta pada pandangan pertama". Lama-lama, deg-degan tiap ketemu. Lama-lama lagi, mulai ada rasa suka. Biasanya gitu kan?

...dan nggak lama setelah itu, mungkin banyak orang yang langsung "nembak" (merasa tersinggung? baca lagi kalimat itu dan perhatikan kata "mungkin"). Apa itu nembak? Tau sendiri lah :). Iya, langsung dijadiin, ehem, pacar. Padahal menurut saya itu bukan cinta...

Kita tau pacaran itu dosa. Apalagi yang sampe... ah udahlah. Pokoknya dosa. Kalo kita cinta seseorang, kita pasti nggak mau orang itu berbuat dosa kan? Makanya, saya enggak menyebut itu cinta, tapi cuma suka. Soalnya nafsu masih berperan besar.

Gimana nafsu mau nggak dibilang berperan besar? Banyak kok kasus pembunuhan, penculikan, dan kawan-kawannya yang berlatarbelakang cinta, yang padahal menurut saya bukan cinta. Nafsunya terhadap orang yang dia suka nggak terkendali, sampe dia jadi gelap mata begitu. Dan salahsatu pemain besar lain dibaliknya adalah ego.

Kalo emang cinta seseorang, pasti pengen orang itu bahagia. Jadi ego nggak boleh bermain disini.

Wah, arah pembahasan mulai menyimpang...

Ya pokoknya begitulah.

Saya pernah ikut lomba komputer. Lomba ngetik lebih pasnya. Di naskah latihannya ada bacaan tentang tafsir cinta. Katanya, kalo orang lagi jatuh cinta, ada kecondongan kepada sang kekasih. Bahkan tidak sesuap nasi pun yang tersuap ke dalam mulut, kecuali kita mencintai sesuap nasi itu.

Cinta adalah perbendaharaan yang hanya dapat dibaca oleh pemiliknya. Dan hati adalah ladang yang subur untuk menebar benih cinta. Begitu katanya. Paling enggak, kalo nggak salah.

Kecondongan kepada sang kekasih, berarti kita rela berkorban apapun demi yang kita cintai. Seseorang yang mencintai dunia fotografi misalnya, mungkin rela tinggal berlama-lama di tengah hutan rimba, hanya untuk mendapatkan satu jepretan foto dengan hasil yang sempurna.

Tapi kecondongan dan cinta itu nggak boleh kelewatan. Kalo orang yang kita sayangi minta sesuatu yang udah nggak bener, ya jangan diturutin. Harus diingetin. Pada dasarnya, setiap yang berlebihan emang nggak baik kan? Termasuk cinta.

Kalo cinta sama bangsa dan negara, orang-orang biasa nyebut nasionalisme. Kalo cinta itu udah kelewatan, namanya udah bukan lagi nasionalisme, tapi sauvinisme. "Benar atau salah, baik atau buruk, **** tetaplah negaraku", mungkin begitulah keyakinan seorang sauvinis.

Kalo suka sama orang-orang yang terkenal, biasanya disebut nge-fans atau menggemari. Misalnya kita nge-fans sama sebuah klub sepakbola. Biasanya fans-nya suka ngumpulin barang-barang, cinderamata, yang berhubungan dengan klub itu. Terus juga suka nonton pertandingannya di stadion secara langsung. Tapi kalo klub kesayangannya itu kalah dan dia ngamuk, itu udah fanatisme namanya.

"...Dan hati adalah ladang yang subur untuk menebar benih cinta...". Cinta itu dari perasaan. Dari hati. Bukan dari nafsu. Jadi kalo ada yang masih galau-galauan, karena cinta, mungkin masih ada ego dalam cintanya.

Dan jangan bilang cinta itu menyakitkan, karena cinta adalah salahsatu anugerah Tuhan yang terbesar dan terindah... #tsahhh








Oh iya, maaf kalo persepsi saya tentang cinta diatas ini salah. Paling enggak itu pendapat saya sendiri, bukan hasil kopipaste :D #nyindir

4 komentar:

  1. CIEEEEEEEEE DADAN! *heboh sndiri* Knapa mendadak bahas ginian? Wehey, tumben tumbenan! *ngakak sekenceng kencengnya dpan laptop* Btw, kalimat yg terakhir bagus :)

    BalasHapus
  2. Everyone have their own voice, dude...

    BalasHapus
  3. asik dah dadan..!! keren keren... jadi seperti ini pandangan lo ttg cinta ya?

    BalasHapus