Sabtu, 25 Februari 2012

Rasa ke-7 yang Hilang dari Lidah

Sejak kita SD, di pelajaran IPA kita diajarin 4 macam rasa yang bisa dikecap lidah. Ada manis, asin, asam, dan pahit. Dulu diajarinnya masing-masing rasa itu sampe ada peta daerah pekanya di lidah. Padahal menurut penelitian terbaru, semua rasa bisa dikecap di semua bagian lidah.

Terus, di tahun 1980-an, diakuin ada rasa dasar ke-5 di lidah manusia. Rasa umami/gurih. Peneliti di Jepang nemuin sumber rasa umami/gurih ini, yaitu glutamat. Makanya, biar makanan gurih sering ditaburin vetsin (mecin lah mecin), soalnya mengandung glutamat.

Baru-baru ini, ditemuin lagi rasa ke-6 yang bisa dikecap lidah manusia, yaitu rasa lemak. Kepekaan lidah tiap orang terhadap rasa lemak ini beda-beda. Makanya ada orang yang obesitas, karena kurang bisa ngerasain adanya lemak di makanannya.

Dari 6 rasa itu, kayaknya ada satu rasa yang kurang dari lidah manusia, terutama para pejabat yang kena kasus korupsi. Yaitu rasa bersalah.

Pak, bu, nggak capek apa ya, sidang tiap hari dengan bahasan yang muter-muter? Udahlah, jujur aja kali, biar kasusnya cepet selesai. Jangan ngasih bukti palsu mulu, bikin sidangnya muter-muter. Kita juga bosen kali, nontonin kasus yang itu-itu mulu di tv. Tiap hari diulang-ulang. Lagian nggak ngerasa bersalah apa ya, udah makan uang rakyat terus di sidang ngasih pernyataan bohong pula.

Yang terlibat tadinya A sama B aja. Tiba-tiba si A bilang ada D, temennya B yang bisnisan sama si C. Si C ngaku sering email-emailan sama si A sejak 2009, tapi si A ngakunya baru bikin email di pertengahan 2010. Si C sampe ngasih screenshot emailnya ke hakim. Di email itu ada E yang katanya kenalan si B. Si B ngakunya udah nggak pernah kontak-kontak lagi sama si E sejak setahun yang lalu, terus tiba-tiba si D bilangnya pernah denger si B nelpon si E Selasa malem kemaren di hotel. Tapi si C ngakunya lagi pergi bareng si D ke rumah sakit, ngejenguk anaknya. Aduh, njlimet bener kan...

Udahlah pak, bu, habis baca postingan ini, jujur aja di sidang nanti. Kasus cepet selesai, terdakwa cepet diadili, hukuman cepet selesai, cepet bebasnya, kita juga penonton tv sama pembaca koran jadi lebih nyaman nonton tv sama baca korannya. Sama-sama enak kan?

Selasa, 21 Februari 2012

Jadi Orang Jangan Rasis

Saya pernah baca, suatu hari ada insiden kecil di sebuah pesawat TAM Airlines (maskapai penerbangan asal Brazil). Semua penumpang udah di dalem pesawat, lagi nyari tempat duduknya masing-masing. Nah, di kabin kelas ekonomi ada seorang wanita bule, dapet tempat duduk di samping seorang laki-laki Negro.

Wanita ini langsung manggil pramugari.Pramugarinya nanya, "ada apa nyonya?" "Apa kau tidak lihat? Saya dapat tempat duduk di sebelah orang hitam. Saya tidak mau duduk disini. Kau harus mengganti tempat dudukku," jawab wanita itu. "Sabar nyonya. Nampaknya semua kursi di kelas ekonomi ini sudah ditempati. Tapi akan saya periksa dulu, barangkali masih ada kursi kosong." Pramugari itu pun pergi.

Beberapa menit kemudian, pramugari itu balik ke wanita bule itu dan bilang, "maaf nyonya, semua kursi di kelas ekonomi benar sudah terisi. Dan setelah saya konfirmasikan ke kapten, semua kursi di kelas ekonomi memang sudah terisi. Kami hanya punya beberapa kursi kosong di kelas bisnis."

Wanita itu diam sejenak. Lalu pramugari melanjutkan, "baiklah nyonya, perusahaan kami tidak biasanya mengizinkan penumpang di kelas ekonomi untuk berpindah ke kelas bisnis. Dan juga, kapten berpikir bahwa membiarkan seseorang duduk di sebelah orang yang tidak disenanginya akan menimbulkan skandal." Lalu pramugari memutar kepalanya ke arah pria hitam itu, dan bilang, "yang berarti, tuan, jika Anda berkenan untuk mengemasi barang bawaan Anda, kami telah menyediakan sebuah kursi di kelas bisnis." Penumpang lain di sekitarnya yang mendengar percakapan itu langsung bertepuk tangan. Bahkan ada yang sambil berdiri.

Hikmah dari cerita ini adalah: jadi orang jangan rasis. Sekian, wassalam.

(sumber: https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10150208091472795.321435.73123962794&type=3)

Senin, 13 Februari 2012

Hati-hati di Jalan

Naik pesawat, pilotnya nyabu. Naik kereta, sering anjlok. Naik angkot, "dimacem-macemin". Naik kapal, sering kelelep. Naik bis, dicopet. Jalan kaki, ditabrak. Gitu kata orang-orang. Nggak salah juga sih.

Coba aja liat berita-berita di tv. Sejak taun baru udah banyak berita orang ditabrak mobil. Dari yang di Tugu Tani Jakarta, di Makassar, Toraja, sampe yang terakhir di Cisarua. Nggak tanggung-tanggung. Yang di Jakarta itu yang ditabrak sampe 12 orang, yang 9 meninggal *eh bener kan sembilan ya*. Yang di Cisarua jauh lebih parah. >50 orang jadi korban, yang 14 tewas.

Terus gimana ini? Jalanan jadi nggak aman. Walau sebetulnya menurut Undang-undang, keselamatan pejalan kaki lebih diutamakan *eh betul kan ya*, ada ribuan mobil dimana-mana yang siap nabrak kita dan belasan orang di sekitar kita sewaktu-waktu. Duh, gawat ini...

Tapi tetep aja, sebagai pejalan kaki juga harus hati-hati. Jangan begitu tau mau ketabrak mobil malah teriak histeris sambil meluk tas atau boneka atau benda yang lagi dibawa, padahal mobilnya masih 50 meter di depan. Jangan lebay kayak sinetron ah. Terus juga kalo jalan ya di pinggir, jangan terlalu ke tengah. Di trotoar kalo bisa mah. Kalo ngerasa jalannya udah bener tapi masih ketabrak juga, ya udahlah. Siapa lagi yang mesti disalahin kalo bukan sopirnya? Tapi emang takdirnya udah gitu kali...

Tapi soal peristiwa mobil nabrak orang yang baru-baru itu, mungkin ada 4 kemungkinan:
- kesadaran keselamatan berlalu-lintas masyarakat mulai menurun
- kesadaran kewaspadaan para pejalan kaki juga menurun
- pengawasan polisi yang kurang
- ada sekelompok orang yang punya konspirasi besar buat... ah sudahlah

Senin, 06 Februari 2012

Kenapa Iklan Rokok Bagus-bagus

Eh eh pada pernah nggak, pada lagi nonton tv terus tiba-tiba iklan rokok lewat? Ya nggak apa-apa sih, cuma nanya aja. Tapi pernah perhatiin nggak iklannya? Bagus-bagus ya, kita aja sampe nggak ngerti maksudnya.

"...kadang hari mendung seakan tak mau pergi, sinar slalu 'kan datang lagi..." Wuih, bagus nggak tuh lirik soundtrack-nya? Itu lirik soundtrack iklan rokok loh. Bermakna banget. Kalo menurut DBDC (dadanhrn blogspot dot com, ngikutin MBDC ceritanya nih ah - red.) sih...

YA IYALAH! Masa mau ngeliatin gambar orang ngerokok!? Nggak elit banget. Kan sama aja menjerumuskan gitu kan, padahal niat mereka kan cuma mau ngiklan. Ya tapi kita nggak ngurusin juga sih, ngapain capek-capek ngurusin iklan. Kita juga nggak nonton iklannya kan? Tapi kalo kamu punya pendapat lain, boleh lah di-share di kolom comment dibawah. Monggo...