Minggu, 20 November 2011

Tasamuh

Adalah sebuah nikmat dan anugerah yang besar, kita hidup di Indonesia. Sebuah bangsa yang sangat berwarna. Berbagai suku, agama, dan ras menjadi bagian di dalamnya. Tapi sayang, nggak semua orang bisa ngerti tentang keanekaragamannya.

Keliatannya ada satu sifat yang mulai hilang dari bangsa Indonesia, terutama umat Islam. Sifat tasamuh. Singkatnya, tasamuh itu sikap toleransi, atau menghargai dan menghormati perbedaan.

Apa buktinya sifat tasamuh mulai hilang? Nggak usah jauh-jauh ke masalah luar negeri. Di dalem negeri aja. Masih banyak gereja dibom, terorisme yang tagetnya orang-orang non-muslim. Well, nggak cuma umat Islam yang ngelakuin hal-hal semacem itu. Mungkin kaum radikalis umat agama lain juga begitu, cuma lebih jarang disorot media.

Buat kaum radikalis Islam, coba dicek lagi al-Quran-nya surat al-Hujurat ayat 13.
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Nggak usah dijelasin panjang lebar, di ayat itu udah jelas tentang tasamuh. "...sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan..." kita sebagai umat manusia, diciptain Allah sebagai saudara. Dari seorang ayah dan seorang ibu yang sama, yaitu nabi Adam as. dan Siti Hawa. Jadi sebagai saudara, kita nggak pantes musuhan.

"...dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal..." kita sengaja diciptain Allah dalam keadaan berbeda-beda. Ada orang Jawa, ada orang Bali, ada orang Melayu, ada orang Papua. Ada kulit hitam, kulit putih, kulit coklat, ada juga yang kulit kuning. Ada yang logat bicaranya halus, ada juga yang agak kasar. Apa tujuannya? Biar kita semua saling mengenal dan menghargai, bukan buat ditentang.

"...sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu..." jadi seluruh manusia itu setara. Nggak ada suku A lebih baik dari suku B, negara A lebih baik dari negara B, dll. Yang jadi tolok ukur mana-yang-lebih-baik itu ketakwaannya di sisi Allah.

Udah jelas dari satu ayat itu tentang sikap tasamuh. Jadi nggak perlu ada lagi yang namanya terorisme berkedok jihad. Jihad itu memberantas kekafiran, bukan memberantas orang kafir. Caranya? Ya berdakwah, bukan ngebom sana-sini sampe orang yang nggak salah apa-apa ikut jadi korban.

Tapi khusus toleransi beragama, Islam punya aturan sendiri, di surat al-Kafirun. "...untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku," jadi dalam hal agama kita cuma boleh menghargai aja, nggak sampe ikut-ikutan dalam hal akidah, meskipun alesannya buat menghormati. Cukup kita jangan menghina atau ngeganggu mereka yang lagi ibadah.

Ternyata hilangnya sikap tasamuh nggak cuma terjadi dalam hal beragama. Dalam hal politik dan kewarganegaraan juga. Masih sering kita temuin kasus rasisme. Kasus rasisme mungkin bakal sering kita temuin di negara-negara Barat yang masih ada kesenjangan yang lebar di antara si kulit putih dengan si kulit hitam.

Buat siapapun yang baca ini: stop racism and terrorism!

1 komentar:

  1. Baru juga mau ngambil ini -__-
    Tapi bagus! "Jihad itu memberantas kekafiran, bukan memberantas orang kafir."

    BalasHapus