Selasa, 01 November 2011

What I've Learned from AYSF: Far-Sight to The Future

Balik lagi nih, tentang AYSF. Sebetulnya masih banyak hal yang saya dapet dan pelajarin dari AYSF, yang belom ditulis di postingan sebelumnya. Jadi Senin malam tanggal *berapa lupa*, ada agenda materi. Materinya tentang dunia, 20 tahun dari sekarang. Ya kata orang kebanyakan, masa depan kita juga tergantung dengan apa yang kita cita-citakan di masa kini. Kalo nggak punya cita-cita, gimana masa depan kita mau jelas?

Tapi yang namanya cita-cita, biasanya awalnya dari imajinasi. Kalo di masa depan, kita bercita-cita mau membuat atau menciptakan sesuatu yang baru, imajinasi kita juga harus luas. Berimajinasilah seluas-luasnya. Kemerdekaan berpikir itu diatur undang-undang kok *kalo nggak salah*.

Katanya, apa yang kita pikirkan dan imajinasikan itu terbagi jadi 4: known-known, known-unknown, unknown-known, dan unknown-unknown. Known-known itu apa yang kita tahu bahwa kita mengetahuinya. Known-unknown adalah apa yang kita tahu bahwa kita nggak mengetahuinya. Unknown-known adalah apa yang kita nggak tau bahwa kita mengetahuinya. Dan unknown-unknown adalah apa yang kita nggak tau bahwa kita nggak mengetahuinya.

Ngomongin soal penglihatan jauh ke masa depan dan imajinasi, kita diceritain tentang kesuksesan Intel Corp. Tau Intel kan? Salahsatu produsen mikroprosesor komputer terbesar di dunia.

Jadi belasan atau mungkin puluhan tahun yang lalu, katanya Intel pernah meminta seorang novelis buat memaparkan imajinasi tentang masa depan yang ada di pikirannya. Ya terutama di bidang IT laah. Mungkin yang ada di pikiran novelis itu, komputer-komputer akan bertambah kecepatannya, dan lebih canggih. Komputer-komputer jaman dulu kan emang masih lambat. Belasan atau puluhan tahun kemudian, Intel berhasil mewujudkan imajinasi novelis itu. Ya hasilnya kayak yang sering kita liat sekarang. Komputer udah bener-bener canggih. Segala pengolahan data udah diatur pake komputer.

Ya begitulah, arti penting sebuah imajinasi. Tanpa imajinasi, mungkin masa depan nanti nggak lebih canggih dari masa sekarang. Tapi jangan lupa juga buat mewujudkan imajinasi itu. Percuma juga kalo cuma berimajinasi, tapi nggak diwujudkan.

Setelah sesi materi, ada agenda kerja kelompok. Satu meja tempat duduk, dibagi jadi dua kelompok. Satu kelompok disuruh ngegambar tentang imajinasi mereka masing-masing tentang dunia, 20 tahun dari sekarang. Kebetulan kelompok saya berempat, cuma saya sendiri yang dari Indonesia dan dari track 6. Yang tiga lagi dari Brunei. Akhirnya, inilah hasil imajinasi kita berempat (as seen on previous AYSF post):


Tidak ada komentar:

Posting Komentar