Kamis, 28 Juni 2012

Panduan Bahasa Indonesia Slang: Imbuhan

Baiklah, kita langsung saja ke topik pembicaraan. Mengapa saya gunakan bahasa yang formal seperti ini? Saya asumsikan anda adalah WNA yang baru belajar bahasa Indonesia (karena bahasa yang diajarkan di kursus-kursus biasanya bahasa yang formal). Atau mungkin anda adalah orang yang hidup di lingkungan yang terlalu "bersih", di mana penggunaan bahasa diatur sedemikian ketatnya sampai-sampai telinga anda tidak pernah "terpapar" bahasa Indonesia slang yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Mengapa begitu? Karena saya yakin, jika anda sudah terbiasa dan mengerti betul tentang bahasa Indonesia slang, anda tidak akan mau repot-repot membaca artikel yang isinya sudah anda pahami.

Sebenarnya fungsi imbuhan-imbuhan dalam bahasa Indonesia slang sama saja dengan bahasa Indonesia normal, yang ada hanya pengubahan. Seperti

Imbuhan depan ng-/nge-
Imbuhan ng-/nge- digunakan sebagai pengganti imbuhan me-/meng-/menge-. Aturan pengimbuhannya pun sama saja sebetulnya, hanya dihilangkan me-nya saja. meng- diganti dengan ng-, dan menge- diganti dengan nge-. Untuk imbuhan me-, jika kata dasarnya diawali dengan huruf t, imbuhan diganti huruf n. Jika diawali dengan huruf p, imbuhan diganti dengan huruf m.

Contoh:
Mengamuk > ngamuk
Menginjak > nginjek
Memasang > masang
Memarkir > markir
Menangis > nangis
Menimpuk > nimpuk

Imbuhan depan -ke.
Imbuhan depan ke- biasanya digunakan sebagai pengganti imbuhan ter- yang digunakan dalam kata kerja. Tidak ada aturan khusus dalam penggunaan imbuhan ini.

Contoh:
Terbawa > kebawa
Termakan > kemakan
Tertawa > ketawa

Imbuhan akhir -in.
Seperti imbuhan-imbuhan depan yang sudah dibahas di atas, imbuhan akhir -kan dalam bahasa Indonesia slang juga tidak berubah fungsinya, hanya berubah bentuknya. -kan dan -i menjadi -in. Imbuhan -i memiliki cara baca khusus. Jika kata dasarnya diakhiri dengan huruf i yang berupa diftong (ai, ei, ui, dsb.), imbuhan -in dibaca seperti -yn atau dipisah secara samar. Sedangkan jika kata dasarnya diakhiri dengan huruf i biasa, imbuhan -in dibaca terpisah.

Contoh:
Pasangkan > pasangin
Gerogoti > gerogotin
Beginikan > beginiin (dibaca begini-in, bukan beginin)
Leraikan > leraiin (dibaca lerayn atau lera-in)

Imbuhan akhir -an
Dalam bahasa Indonesia slang, imbuhan -an sering digunakan pada kata sifat yang menjadi pembanding antara dua kata benda. Jika dalam bahasa Indonesia baku biasanya kita gunakan kata "biasa" sebelum kata sifat yang menjadi pembanding, dalam bahasa slang kata tersebut dihilangkan dan kata sifatnya diberi imbuhan -an di belakangnya. Jadi kalimat "mobil yang ini lebih bagus daripada yang itu" dalam bahasa Indonesia slang akan menjadi "bagusan mobil ini daripada yang itu".

Contoh:
Mobil ini lebih bagus > bagusan mobil ini
Lebih dingin London daripada Bangkok > dinginan London daripada Bangkok

Pengecualian
Dalam bahasa slang, terdapat kata-kata yang tidak perlu dipakaikan imbuhan, karena dengan adanya maupun tidak adanya imbuhan, artinya sama saja.

Contoh:
Mendapat > dapet
Memakan > makan
Meminum > minum
Ulangi > ulang

Sepertinya sudah cukup, semoga berguna bagi anda yang ingin mempelajari bahasa Indonesia slang.

1 komentar: